Kenapa Siswi Di Jepang Tidak Boleh Pakai Celana Dalam?
Jepang sebagai sebuah negara maju dan terkenal seantero dunia merupakan sebuah negara yang sangat serius dalam urusan pendidikan dalam upaya untuk memajukan ekonomi negaranya. Paska kehancuran akibat kalah dalam perang dunia kedua, Jepang bersusah payah membangun kembali kejayaan negaranya. Dan konon katanya pembangunan di Jepang berpondasikan pendidikan yang sangat baik.
Seiring perkembangan teknologi beserta sistem pendidikan yang sangat baik akhirnya Jepang berhasil membangun negaranya menjadi negara maju dalam kurun hanya 20 tahun sejak kekalahan mereka dalam perang dunia kedua. Pendidikan dan ekonomi Jepang dipacu oleh mutu Sumber Daya Manusia yang diatas rata-rata negara Asia pada masa itu. Jepang pun seolah disulap, menjadi negara penghasil merk-merk digital ataupun mesin terkenal didunia. Produk Jepang terkenal murah namun mutunya tidak mengecewakan, membuat produk Jepang laris manis di negara-negara dunia ketiga (termasuk Indonesia), dengan begitu Jepang telah merebut pasar dunia dengan konsumen yang merata diseluruh dunia. Bahkan ada istilah seperti ini “tidak ada satupun kampung di dunia ini, walau dipelosok manapun yang tidak ada produk Jepang didalamnya”.
Untuk menjawab hal tersebut pertama kita lihat dulu apakah benar bahwa Jepang melarang siswinya menggunakan celana dalam disekolah?
Setelah cek di beberapa sumber baik itu dalam dalam luar negeri ternyata regulasi tentang hal ini kita mendapati informasi diantara bahwa.
1. Siswi di Jepang harus menggunakan kaok kaki panjang
2. Siswi di Jepang harus mengenakan rok mini ke sekolah
3. Tidak boleh mengenakan sepatu high heels
4. Wajib mengenakan helm saat berkendara
5. Tas hanya diperuntukkan bagi siswa dalam masa orientasi dan saat sedang hampir tamat sekolah
Dari semua informasi diatas ternyata beberapa poin tersebut memang diberlakukan di hampir seluruh sekolah di Jepang. Namun ternyata larangan menggunakan celana dalam tidak berlaku diseluruh sekolah yang ada di Jepang. Beberapa sekolah sepertinya menetapkan regulasi agar semua siswinya memakai celana dalam berwarna putih.
Sepertinya mitos tentang siswi di Jepang tidak boleh pakai celana dalam sama seperti mitos adanya vending machine yang menjual celana dalam siswi di Jepang. Kedua hal nyeleneh ini sepertinya hanya berlaku di kawasan tertentu namun tidak semua masyarakat Jepang tau tentang hal ini.
Sekolah di Jepang juga memiliki regulasi lokal masing-masing yang diberlakukan, seperti sekolah berbasis Agama misalnya tentu saja melarang siswinya menggunakan rok mini.
Sejak masuk era digital kini Jepang terkenal sebagai negara produsen film dewasa terbesar di dunia, Jepang juga menetapkan regulasi aneh yaitu siswinya diwajibkan mengenakan rok mini. Mungkin saja hal ini ada hubungannya dengan pertumbuhan masyarakat Jepang yang boleh disebut 0 bahkan minus. Mungkin hal ini terjadi karena masyarakat Jepang sempat mengalami masa dimana penduduknya terlalu patuh dan disiplin sehingga tidak sempat memikirkan kehidupan membangun rumah tangga dengan menambah keturunan. Jumlah populasi yang semakin menurun ini pastilah meresahkan masyarakat Jepang, sehingga seolah pemerintah Jepang berusaha membuat masyarakat Jepang kembali hidup normal dengan cara manusia, bukan dengan kepatuhan dan kedisiplinan dan etos kerja yang sangat tinggi yang telah ada.
Ibaratnya kalau di era 80an dan 90an pria di Jepang sampai tidak sempat memikirkan bersenang-senang dengan wanita kini Jepang menginginkan para pria di Jepang untuk menjadi mata keranjang dan hidup normal dengan ketertarikan terhadap wanita seperti manusia normal bukan robot yang hanya sibuk bekerja. (^_^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar