Penjelasan Ilmiah Mengenai Mati Suri
Istilah mati suri sering kita dengar. Mati suri ialah kondisi seseorang yang secara tradisional dan medis divonis sudah meninggal, namun kemudian secara ajaib hidup kembali. Mati suri di berbagai belahan dunia dianggap sebagai kondisi yang berhubungan nilai religius. Biasanya orang yang mengalami mati suri membawa cerita pengalaman ghaibnya saat nyawanya sedang diabawa kealam lain. Setiap orang yang mengalami mati suri mengalami pengalaman masing-masing yang menggambarkan apa yang dialami seorang yang sudah benar-benar meninggal dunia. Tetapi keadaan sebenarnya alam selepas kematian memang tidak bisa diprediksi hanya berdasarkan pengalaman orang yang mati suri. Ada banyak rahasia alam selepas kematian yang tidak diketahui umat manusia dan baru diketahui ketika ajal benar-benar menjemput.
Secara medis seseorang dianggap mati apabila fungsi otak, jantung dan paru-paru sudah tidak berfungsi lagi. Keadaan ini mengakibatkan tidak terjadi lagi aktifitas kehidupan sel didalam tubuh manusia. Umumnya manusia yang sudah tidak berfungsi otak, jantung dan paru-parunya dianggap mati, dan tubuh akan memulai proses pembusukan dan hancur perlahan.
Umumnya orang yang mengalami mati suri menjadi lebih religius dari sebelum ia mengalami mati suri itu. Dan masyarakat pun selalu menganggap bahwa seseorang yang mengalami mati suri benar-benar masuk ke alam lain seperti yang digambarkan oleh penjelasan secara agama.
Perbedaan Mati Suri dan Koma
Koma adalah kondisi dimana seseorang secara medis masih berfungsi jantung dan paru-parunya tetapi otak tidak dapat berfungsi sebagaimana biasa. Hal ini jelas berbeda dengan mati suri, dimana pada orang mati suri justru jantung dan paru-parunya yang tidak bekerja lagi (seperti mati) namun otak orang yang mengalami mati suri diperkirakan masih hidup. Dan kinerja bagaimana kemudian otak orang yang mati suri dapat secara tiba-tiba mempengaruhi jantung dan paru-paru yang sudah mati menjadi hidup kembali masih menjadi misteri sampai sekarang.
Mudahnya kita bisa mengatakan bahwa, kondisi orang koma “seperti orang yang sedang tidur” sedangkan kondisi orang yang mati suri “seperti orang yang sedang mati”.
Secara medis seseorang yang sedang mengalami kondisi koma bisa diketahui namun seseorang yang mengalami mati suri tidak pernah bisa diketahui sebelum seseorang yang divonis sudah mati tersebut hidup kembali.
Mati Suri Menurut Penjelasan Medis
Mati suri terjadi ketika fungsi otak, jantung dan paru-paru tidak bekerja dan bahkan sangat minim untuk dianggap sebagai hidup. Menurut penjelasan secara ilmiah, mati suri memang masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut, tapi umumnya mati suri masih menarik perhatian para ilmuwan. Namun sayangnya, rekayasa mati suri masih sulit untuk dipraktekkan secara kedokteran, padahal menurut para ahli apabila telah ditemukan alat ataupun obat yang dapat merekayasa mati suri mungkin saja itu bisa bermanfaat bagi para astronout yang melintas alam raya. Apabila semua sistem tubuh tidak aktif, berarti seseorang bisa tetap bertahan dalam usianya, ini berarti apabila seorang astronout dapat dibuat mati suri kemudian diterbangkan ke planet yang memerlukan perjalanan 100 tahun dari bumi, maka astronout itu dapat sampai dengan selamat ke tujuan untuk kemudian dihidupkan kembali.
Sebagaimana belum ditemukannya alat untuk merekayasa mati suri seperti itu jugalah sulitnya untuk melakukan penjelasan secara ilmiah apa itu mati suri. Seorang ilmuwan Inggris bernama Rubiana Soeber pernah berpendapat.
"Penolakan utama terhadap fenomena mati suri adalah karena orang-orang yang mengalaminya tidak benar-benar mati. Orang yang tidak pernah mengalami kematian tidak dapat menceritakan realitas sesungguhnya yang melampaui kematian,"
Dengan kata lain banyak para ilmuwan yang skeptis bahwa seseorang yang mati suri benar-benar dalam kondisi mati, bisa saja vonis mati yang dibuat dokter tersebut terburu-buru atau salah. Lebih lanjut Rubiana Soeber berpendapat bahwa untuk mengetahui apakah mati suri itu ada atau tidak haruslah melalui pengalaman sendiri, bukan dengan mendengar cerita atau melihat apa yang dialami orang lain.
Para ilmuwan yang mempercayai adanya kejadian mati suri dan masih terus melakukan penelitian biasanya berpendapat bahwa seorang yang mengalami mati suri berada pada kondisi dimana jantung dan paru-parunya tidak berfungsi lagi, namun otak masih berfungsi. Ini yang menyebabkan orang yang mengalami mati suri selalu merasa seolah berada di alam lain ketika jantung dan paru-parunya sedang tidak berfungsi seperti biasa.
Mati suri memang kejadian yang langka dan tidak bisa direkayasa. Hal ini yang masih sulit untuk diteliti secara langsung oleh para ilmuwan. Umumnya mereka melakukan penelitian paska seseorang hidup kembali dari kematiannya tetapi tidak melakukan penelitian ke tubuh seseorang yang mengalami mati suri ketika seseorang itu sedang berada dialam lain.
Menurut ahli psikologi Efine Indrianie, Mpsi “Saat mati suri, memori psikologis seseorang direset total jadi nol lagi sehingga mengalami rekonstruksi ulang dari kepribadian seseorang. Biasanya orang-orang yang mengalami mati suri mengalami tahap rekonstruksi ulang dari kepribadiannya ke arah yang lebih baik,”. Mungkin kalau diibaratkan komputer seperti dinstal ulang, sehingga virus-virus yang ada di komputer itu terhapus.
Pada hewan terdapat juga kondisi yang menyerupai mati suri yang biasa dikenal dengan istilah apparent death. Beberapa hewan melakukan aksi pura-pura mati ini sebagai sabotase untuk menghindar dari para predatornya. Beberapa hewan yang bisa berpura-pura mati diantaranya adalah katak, oposum dan semut hitam. Bedanya jika hewan bisa merekayasa mati surinya, tetapi manusia tidak bisa merekayasa mati suri.
Mati Suri Dalam Islam
Didalam Agama Islam, peristiwa mati suri dianggap sebagai hal yang merupakan kuasa mutlak ALLAH. Dalam setiap peritiwa mati suri selalu bisa menjadi pelajaran bagi orang yang mengalaminya dan bagi orang yang mendengar ceritanya. Dalam surah Az-Zumar ayat 42 tertulis.
“Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; Maka dia tahan nyawa (orang) yang telah dia tetapkan kematiannya dan dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berfikir”. (QS. Az-Zumar: 42).
Dari ayat ini dijelaskan bahwa nyawa seseorang berada dalam kekuasaan ALLAH secara mutlak. Secara kasat mata, kita melihat suatu kematian secara fisik, namun sebenarnya ciri-ciri kematian yang difahami manusia hingga kehari ini belum dapat untuk memvonis secara 100%. Karena hanya ALLAH lah yang memiliki kekuasaan mutlak untuk menentukan kematian dan kehidupan manusia secara 100%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar