Sejarah Pendirian Negara Israel
Israel adalah satu-satunya negara Yahudi yang ada di dunia. Israel merupakan negara yang selalu menjadi trending topic diseluruh dunia. Negara yang hanya berpopulasi 8,5 juta jiwa ini memiliki pengaruh yang besar di seluruh dunia dan khususnya di Timur Tengah. Israel bak ibarat kata pepatah adalah negara kecil-kecil cabe rawit.
Di Indonesia reputasi Israel terbilang sangat buruk. Mayoritas rakyat Indonesia mengutuk kebiadaban Israel terhadap masyarakat Palestina. Memang tak dapat dipungkiri, Israel selalu melakukan tindakan semena-mena terhadap negara tetangganya itu. Konflik Israel dan Palestina adalah satu-satunya konflik yang tak pernah berkesudahan semenjak dicetuskannya kemerdekaan Israel pada tanggal 14 Mei 1948.
proklamasi kemerdekaan Israel oleh David Ben Gurion
Pendirian negara Israel sebenarnya mengakar jauh hingga ke zaman era para Nabi. Sebut saja Nabi Musa yang menjadi alasan bagi masyarakat Israel untuk kembali mendirikan negara itu. Israel berpendapat bahwa tanah Israel sekarang yang mereka duduki ialah tanah yang memang telah “dijanjikan” Tuhan untuk bangsa mereka, karena pada zaman Nabi Musa dulu, Nabi Musa membawa masyarakat Israel keluar dari Mesir dan menuju ke Yeretz Israel yang kini berdiri negara Israel itu.
Hal ini berseberangan dengan pendapat masyarakat Arab ataupun masyarakat Islam dan dunia pada umumnya. Karena pemilik terakhir tanah Israel ialah masyarakat Arab Palestina yang berada dibawah kekuasaan Turki Usmani sejak tahun 1157 (kemenangan Saladin pada Perang Salib).
Dalam kepercayaan Umat Islam, Kristen dan Yahudi, Nabi Daud merupakan seorang Nabi yang pertama sekali mendirikan Kerajaan Israel, yang untuk selanjutnya diteruskan oleh Nabi Sulaiman. Setelah kebebasan masyarakat Israel dari penjajahan Mesir, Israel silih berganti dijajah oleh berbagai macam bangsa, diantaranya Babilonia (kini Iraq), Persia (kini Iran), Romawi (kini Yunani-Italia) dan Bizantium/ Romawi Timur (kini bagian dari Turki), serta akhirnya dikuasai orang Arab yang notabenenye beragama Islam, namun setelah beberapa lama dibawah kontrol Arab Islam, bangsa Eropa datang untuk menguasai kembali Yarussalem (kota di Israel), hingga akhirnya berhasil kembali dikuasai Islam dibawah kekuasaan Turki hingga kemerdekaan Israel yang kita kenal sekarang ini.
Sejarah panjang Israel bukan suatu data yang mengada-ada. Memang demikian adanya, kita tidak bisa menghapus fakta sejarah yang telah ada. Bagaimanapun pendirian negara Israel merupakan satu keharusan bagi umat Yahudi, karena cita-cita memerdekakan kembali negaranya seperti era zaman Nabi Daud dulu memang tersimpan didalam sanubari masyarakat Yahudi seluruh dunia.
Sebenarnya masyarakat Yahudi sewaktu dibawah pemerintahan Turki bebas melaksanakan ajaran Agama mereka tanpa ada larangan dari Turki, namun saat mereka ingin memerdekakan diri dengan berbagai cara, jelas Turki menolaknya, karena mungkin Turki takut jika Israel merdeka maka keadaannya akan menjadi seperti hari ini.
Turki sendiri tidak dapat mengontrol Israel yang lepas dari kuasanya, karena pada perang dunia pertama Turki mengalami kekalahan yang telak, dan berlanjut kepada jatuhnya satu-persatu daerah kekuasaanya menjadi daerah pengaruh negara-negara Eropa terutamanya Inggris, Prancis dan Italia. Dalam keadaan kondisi Kerajaan yang semrawut itu Turki seakan tak berdaya saat Inggris mencaplok kawasan Israel menjadi kawasan protektorat mereka. Sedangkan Turki lebih memilih untuk fokus mengurusi konflik politik dalam negeri mereka.
Kejatuhan Turki menjadi awal kebangkitan bangsa Yahudi, namun demikian cita-cita masyarakat Yahudi untuk mendirikan negaranya sempat seakan harus dibuang jauh-jauh karena mereka diteror oleh tentara Jerman saat terjadi perang dunia kedua. Ini membuat banyak masyarakat Yahudi yang berpencar ke berbagai macam negara untuk menyelamatkan diri dari incaran tentara Nazi. Namun, skenario sejarah dunia telah tercatat bahwa Jerman pun tak lama menguasai Eropa karena kemudian perlahan-lahan mereka mulai kesulitan menghadapi tekanan Amerika Serikat, Rusia dan mayoritas negara Eropa.
Semenjak runtuhnya kekuasaan Nazi dan jatuhnya negeri-negeri kekuasaan Turki Usmani menjadi taklukan Inggris dan Prancis, saat itulah Yahudi seakan mendapat angin segar kembali. Tekad mendirikan negara Israel semakin didepan mata. Dibawah dukungan Inggris dan negara sekutu akhirnya umat Yahudi yang semula tercerai berai seluruh penjuru dunia itupun bermigrasi ke tanah suci bagi tiga agama itu (Islam, Kristen dan Yahudi). Dengan semakin besarnya populasi imigran Yahudi di tanah Israel maka secara cepat mereka memobilisasi masyarakat Yahudi yang sedang mengalami trauma di kejar-kejar Jerman itu menjadi milisi dan membentuk angkatan militer dengan persenjataan yang lengkap dari sekutu. Komunitas Yahudi inipun mulai merebut sejengkal demi sejangkal tanah Israel untuk mendirikan sebuah negara yang pada suatu masa dulu pernah dibina oleh Nabi Daud.
Setelah melalui perjuangan yang panjang dan perang yang brutal akhirnya, Negara Israel berdiri secara gagah ditengah-tengah negara Arab yang menolak keberadaan negara tersebut. Namun apa dayanya negara-negara Arab saat itu, Arab selepas kekuasan Turki melemah boleh dikatakan juga ikut melemah karena hampir semua jazirah Arab mendirikan negara masing-masing yang secara politik berseberangan satu dengan yang lainnya. Hanya tiga negara yang paling vokal menolak keberadaan Israel yaitu Mesir, Jordania dan Suriah namun ketiga negara inipun baru saja bebas dari pengaruh penjajahan Inggris yang sempat meraup keuntungan dari situasi yang kacau balau di Timur Tengah saat itu. Hingga, tak dapat ditolak lagi negara Israel itupun merdeka.
Mengapa Negara-Negara Barat Mendukung Kemerdekaan Israel?
Negara barat atau dalam hal ini negara yang tergabung dalam sekutu, sebenarnya berada dalam posisi yang tidak seratus persen mendukung berdirinya negara Yahudi. Buktinya hampir disemua kawasan negara Sekutu terjadi diskriminasi terhadap masyarakat Yahudi, artinya masyarakat Yahudi pelarian dari medan perang dianggap sebagai beban bagi negara-negara Sekutu. Hal inilah yang mau tidak mau mereka harus mendukung pendirian negara Israel. Karena keberadaan para imigran Yahudi dari Jerman kerap menimbulkan konflik sosial di negara mereka masing-masing. Dengan berdirinya negara Israel maka umat Yahudi akan berbondong-bondong menuju Israel dan meninggalkan negara-negara Sekutu maka konflik sosial yang lebih parah lagi dapat diminimalisir. Ini membuat seakan masyarakat Eropa mendukung pendirian negara Israel padahal itu semua hanya rekayasa politik, sebenarnya masyarakat Eropa pada saat itu sangat diskriminatif dengan Yahudi. Hanya saja elit-elit politik negara Sekutu lebih memilih untuk memanfaatkan kekayaan dan kepintaran masyarakat Yahudi untuk mendukung kemenangan Sekutu menghadapi Jerman dan Jepang. Jadi boleh dibilang negara barat juga sebenarnya seakan balas jasa terhadap penemuan ataupun ide dari Kaum Yahudi untuk negara Sekutu.
Terbukti setelah berdirinya negara Israel maka semakin ramai masyarat Inggris dan Amerika yang beragama Yahudi bermigrasi ke Israel. Hal ini nyatanya sangat melegakan hati pejabat kedua negara itu. Karena dengan berkurangnya Yahudi di negara mereka maka berkuranglah orang-orang yang memiliki pengaruh besar. Karena memang umat Yahudi dikaruniai ide cemerlang dan otak yang pintar. Kasarnya daripada Yahudi Yahudi itu bikin pusing orang Inggris dan Amerika lebih baik mereka pindah secara sukarela ke negara yang mereka dambakan sejak dulu kala itu.
Demikianlah Sejarah Pendirian Negara Israel. Admin tau mungkin banyak yang masih belum puas dengan pembahasan serba sedikit ini. Mungkin akan segera kita bahas dalam postingan selanjutnya. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar