Sejarah Asal Muasal Hari Valentine Sebenarnya
Sudah menjadi suatu kebiasaan pada masa sekarang terutama sekali anak muda yang sedang kasmaran. Biasanya momen 14 Februari akan dirayakan sebagai hari kasih sayang. Pada hari ini biasanya sepasang kekasih akan saling memberi hadiah, yang biasanya berupa bunga, coklat dan berbagai hadiah lainnya.
Di negara kita kini hari Valentine sudah ramai dibicarakan dan bahkan dirayakan oleh sebagian orang. Banyak pihak yang tak memperdulikan latar belakang adanya hari Valentine days, karena bagi mereka yang terpenting bukan sejarah hari Valentine itu yang penting namun yang terpenting adalah pesan “damai” dan “cinta” yang mendapat tempat dihari itu.
Sehingga terbentuk suatu opini baru bagi masyarakat yang merasa dirinya kekinian, dengan mengesampingkan fakta sejarah mereka merayakan Hari Valentine supaya terkesan lebih modern dan bahkan supaya terkesan lebih toleran.
Bagi saya sendiri suatu peristiwa sejarah merupakan suatu yang penting. Latar belakang terjadinya hari valentine ini harus diusut, untuk itu saya mulai membaca beragam artikel tentang sejarah asal muasal hari valentine yang sebenarnya, dan berikut ini hasil pengamatan saya :
Pendapat umum tentang adanya hari Valentine dikaitkan dengan hari meninggalnya Santo Valentine. Yang terjadi pada 14 Februari 273 Masehi. Namun sayangnya penelitian lebih lanjut sulit untuk menemukan korelasi antara mengapa hari meninggalnya Santo Valentine sampai kemudian hari dibuat menjadi hari kasih sayang. Coba bayangkan sesuatu yang terjadi pada tahun 273 Masehi, baru pada tahun 1700an Masehi mulai disebut-sebut sebagai hari “kasih sayang” dan dikaitkan dengan hari meninggalnya Santo Valentine.
Hal ini membuat saya jadi berfikir, bahwa “hari kasih sayang” memang perlu diadakan namun tidak mesti harus mengaitkan dengan fakta sejarah yang buram seperti meninggalnya Santo Valentine itu.
Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa sebenarnya perayaan “hari kasih sayang” 14 Februari itu diadopsi dari budaya Romawi kuno (pra Kristen). Dimana biasanya pada 15 Februari masyarakat Romawi mengadakan sesembahan kepada Dewa, berupa kambing dan anjing sebagai tebusan agar para wanita Romawi memiliki rahim yang sehat dan subur. Perayaan inilah yang kemudian diadakan oleh masyarakat Eropa. Namun sayangnya hal ini juga masih belum pasti. Lagipula masyarakat Romawi kuno merayakan hari kesuburan pada 15 Februari bukan pada 14 Februari.
Hari Valentine yang sekarang disebut sebagai hari kasih sayang, ternyata baru benar-benar dirayakan pada awal abad 20 dan menyebar kesuluruh penjuru dunia. Namun informasi tentang mengapa hari itu disebut sebagai hari kasih sayang masih menjadi tanda tanya. Informasi tentang hari Valentine yang berasal dari hari meninggalnya Santo Valentine pun tidak ada hubungannya. Karena informasi mengenai Santo Valentine sangat minim baik itu saat ia masih hidup maupun penyebab kematiannya.
Jika dikaitkan dari segi bahasa Valentine berasal dari kata valent yang berarti kuat atau hebat. Dalam gereja Katolik, ada 11 santo yang menggunakan nama Valentine sedangkan pada Gereja Ortodoks terdapat 7 santo yang bernama Valentine, namun tak satupun yang meningggal pada 14 Februari.
Para sejarawan yang melakukan penelitian mengenai asal mula hari Valentine juga tidak dapat menemukan jawaban yang faktual terkait kenapa tanggal 14 Februari dijadikan sebagai hari kasih sayang. Namun suatu hal yang penting dicatat bahwa perayaan 14 Februari sebagai hari kasih sayang, murni adalah suatu rekayasa terbaru saat dunia menyambut perubahan akibat industrilisasi masal (terutama di Eropa). Intinya perayaan Valentine merupakan sebuah perayaan yang baru dan tidak ada hubungan dengan suatu agama tertentu, namun dikait-kaitkan dengan agama tertentu. Allahualam Bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar