Pengalaman Punya Karyawan Begok
Pernahkah sobat merasa kesal? Ya.. itulah yang sekarang sedang ane rasakan. Singkat cerita hal ini terjadi karena seorang karyawan begok yang ternyata tidak tau menghargai atasannya. Inilah yang ane alami saat ini, kesal terhadap seorang karyawan yang kelihatan baik namun ternyata sangat bodoh.
Hal ini menjadi tambah sulit karena tidak lama ini sempat ada karyawan yang berhenti karena ane marahi. Kali ini keluarga ane berharap ane tidak melakukan kesalahan yang sama karena hanya akan membuat nama ane buruk dimata orang lain.
Seolah ane ini tukang marah dan suka memecat karyawan. Padahal nyatanya sama sekali tidak demikian. Ane sangat menyayangi dan menghormati karyawan yang mampu menerima masukan dari ane. Dan bertipikal santai namun tetap melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik.
Sayangnya tidak semua orang senang dengan gaya kepemimpinan santai. Ada kalanya kalau seorang atasan terlalu sering bercanda maka anak buah akan menganggap remeh. Itu yang ane rasakan.
Ane pusing apa yang harus ane lakukan sekarang. Ane bosan meminta maaf kepada orang yang salah dengan kita. Coba deh bayangkan kita meminta maaf kepada orang yang melakukan suatu kesalahan sedangkan kita berada di pihak yang benar. Secara logika karyawan begok itu tentu akan semakin ngelunjak.
Pernahkah sobat merasakan hal yang sama? Ane tulis ini di blog kuat belajar ini hanya sebagai pelampiasan dari rasa kesal yang terkekang didalam batin ane.
Ane bahkan tidak bisa menuliskan secara rinci bagaimana cara karyawan begok itu ngelawan sewaktu ane tegur. Padahal hanya menegur, bukan marah-marah.
Ane berharap karyawan begok itu cepat berhenti karena ane sebenarnya sudah memiliki calon pengganti yang jauh lebih baik. Minimal calon karyawan ini lebih lues orangnya. Lebih santai dan suka becanda.
Gak enak banget punya karyawan yang sok dewasa dan gak bisa diajak becanda lalu kerjanya gak boleh ditegor kalau salah. Itu manusia apa robot?
Terlalu banyak tanya tentang masalah pribadinya ia bilang kepo, sungguh anak alay yang sok gaul tapi sebenarnya kampungan. Padahal sebagai orang yang memberinya gaji tentulah kita ingin tau latar belakang dia, dan memperlakukan ia ibaranya saudara atau keluarga.
Huh.... nasib nasib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar