Rangkuman Sejarah Sepakbola Timnas Indonesia Sejak Era Penjajahan
Tidak ada informasi resmi tentang siapa yang membawa Sepakbola masuk ke Indonesia. Dalam catatan sejarah hanya ditemukan bahwa pada zaman penjajahan Belanda, olahraga paling mudah dimainkan seluruh dunia ini sudah menjadi permainan yang sangat digemari di Indonesia.
Sepak terjang Indonesia dalam berorganisasi di Sepakbola ini dimulai dengan berdirinya klub-klub sepakbola amatir yang dibentuk oleh tentara Belanda dimulai pada tahun 1920. Seiring waktu, akhirnya klub Sepakbola itu tidak hanya berisi pemain-pemain dari kalangan militer saja namun bagi semua masyarakat Belanda yang hobby bermain bola.
Pada tahun 1921 Dutch Hindie pernah tercatat menghapi Singapura dalam laga tidak resmi. Dimana saat itu, Dutch Hindie berhasil menang 1-0 atas Singapura. Tujuh tahun kemudian Dutch Hindie juga berhasil memenangkan laga keduanya atas Australia dengan skor 2-1.
Turnamen Internasional Indonesia yang saat itu masih dijajah Belanda terjadi pada tahun 1934 dimana timnas Indonesia (Dutch Hindie) ikut serta dalam ajang Far Eastern Championship Games. Indonesia berlaga dengan tiga negara Asia laiinya yaitu Jepang, Filipina dan Cina. Pada laga resmi pertama Indonesia itu, Indonesia berhasil mengalahkan Jepang dengan skor 7-1. Namun pada pertandingan kedua Indonesia dikalahkan Cina 0-2, lalu mengalami kekalahan kedua dari Filipina dengan skor 2-3. Klasemen akhir Indonesia berada diperingkat kedua turnamen. Berikut data lengkap cabang sepakbola pada Far Eastern Championship Games.
Cina VS Filipina 2-0
Dutch Hindie VS Jepang 7-1
Cina VS Dutch Hindie 2-0
Jepang VS Filipina 4-3
Filipina VS Dutch Hindie 3-2
Cina VS Jepang 4-3
Klasemen Far Eastern Championship Games
Cina 3 3 0 0 8-3 6
Dutch Hindie 3 1 2 9-6 2
Filipina 3 1 0 2 6-8 2
Jepang 3 1 0 2 8-14 2
*Pada masa itu menang dihitung 2 poin,
Pada akhirnya klub-klub sepakbola Belanda yang dikenal dengan istilah “bond” itu akhirnya membentuk NIVB (Nederlandsch Indische Voetbal Bond). Pada tahun 1927 NIVB berganti nama menjadi NIVU ( Nederlandsch Indische Voetbal Unie). Namun, badan Sepakbola yang dibentuk oleh Belanda saat itu hanya membawahi orang-orang Belanda. Sehingga hal ini membuat secara perlahan terbentuk persatuan sepakbola yang mengatasnamakan penduduk Tionghua yang diberi nama HNVB (Hwa Nan Voetbal Bond).
Hingga pada awal tahun 1930 telah terdapat tiga orginasasi sepakbola di Indonesia. Dimana ketiganya berdasarkan kepada perbedaan suku bangsa. Penduduk pribumi memiliki organisasi PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Nama PSSI mulai mencuat sejak tim PSSI berhasil mengalahkan klub SIVB 2-1.
Hebatnya walaupun PSSI berkembang ditengah suasana Rasis yang masih kental. Pada tahun 1938 PSSI menjadi tim yang paling banyak menyumbang pemain untuk mewakili Dutch Hindie (Hindia Belanda) untuk ikut berlaga di Piala Dunia di Prancis. Sayangnya pada saat itu Hindia Belanda harus takluk dari Hungaria dengan skor 6-0. Hungaria yang ternyata merupakan tim tangguh tidak hanya mengalahkan Indonesia dengan skor 6-0, di babak selanjutnya mereka mengalahkan Swiss dengan skor 2-0 lalu di semifinal mengalahkan Swedia 5-1. Hungaria sendiri pada saat itu akhirnya menjadi runner-up setelah di final dikalahkan Italia dengan skor 2-4.
Hindia Belanda menjadi negara Asia pertama yang ikut dalam pergelaran Piala Dunia yang kala itu disebut Piala Julies Rimet. Terbayang dibenak para pendahulu kita akan menjadi hebatnya PSSIdimasa depan nanti ketika Indonesia sudah merdeka. Namun, ironisnya semenjak mengikuti Piala Dunia di Hungaria tersebut Indonesia praktis tidak pernah lagi ikut serta dalam ajang serupa paska merdeka.
Setelah mencapai alam kemerdekaan prestasi terbaik Indonesia dalam ajang internasional kelas dunia adalah Olimpiade Melbourne, Australia. Pada saat itu Indonesia berhasil masuk babak delapan besar, setelah dalam laga pertama yang seharusnya menghadapi Vietnam Selatan berlangsung WO. Namun sayangnya langkah Indonesia harus terhenti oleh tim raksasa sepakbola saat itu yaitu Uni Soviet. Meskipun kalah, laga Indonesia melawan Uni Soviet ini harus dilangsungkan sebanyak dua kali. Karena pada masa itu seandainya kedua tim bermain imbang maka pertandingan harus kembali diulang sampai didapatkan pemenang. Pada laga pertama Indonesia bermain imbang 0-0 menghadapi Uni Soviet, sayangnya di laga kedua Indonesia harus mengakui Uni Soviet dan tunduk 0-4.
Tim yang berlaga dinyatakan lolos di Olimpiade Melbourne Australia waktu itu sebanyak 16 tim. Asia sendiri diwakili oleh Indonesia, Vietnam Selatan, Jepang, India dan Thailand. Diantara kelima tim ini, Indonesia dan India berhasil maju kebabak selanjutnya. Dimana Vietnam Selatan yang seharusnya berlaga menghadapi Indonesia mengundurkan diri, sedangkan Jepang harus takluk 0-2 dari tuan rumah Australia dan rekor yang paling menyakitkan adalah Thailand yang harus menelan kekalahan telah 0-9 dari Inggris.
Indonesia dan India yang melaju kebabak delapan besar harus menghadapi rintangan yang hebat. Dimana Indonesia harus bertemu Uni Soviet sedangkan India harus berhadapan dengan tuan rumah India. Berbeda dengan nasib Indonesia yang harus mengakui keunggulan negara beruang merah tersebut. India ternyata berhasil mengalahkan Australia dengan skor 4-2. India akhirnya berhasil masuk empat besar setelah di pertandingan semifinal dan perebutan tempat ketiga harus kalah masing-masing dari Yugoslavia 1-4 dan kalah dari Bulgaria 0-3.
Prestasi Sepakbola Indonesia di Asian Games
Prestasi Indonesia di Asian games adalah sekali merebut medali perunggu pada tahun 1958 di Tokyo,Jepang. Pada saat itu Indonesia berhasil mengalahkan India 4-1 pada laga perebutan medali perunggu. Setelah sebelumnya pada laga semifinal Indonesia harus takluk dari Cina 0-1.
Selain itu Indonesia juga pernah menduduki peringkat keempat Asian Games pada tahun 1954 di Manila, Filipina serta peringkat keempat pada tahun 1986 pada saat Asian Games di Seoul, Korea Selatan.
Sejak menduduki peringkat keempat pada tahun 1986 tersebut, hingga kini Indonesia tidak pernah lagi merasakan sensasi masuk ke semifinal Asian Games.
Negara Asia Tenggara yang memiliki prestasi terbaik dalam ajang Asian Games adalah Burma (Myanmar) dimana Burma pernah menjadi pemegang medali emas pada tahun 1966 dan 1970. Sedangkan Malaysia juga pernah merebut dua kali medali perunggu di Asian Games tahun 1962 dan 1974. Singapura juga pernah merasakan debaran semifinal pada tahun 1966.
Negara Asia Tenggara yang sekarang sedang membaik prestasinya adalah Thailand. Negara Gajah Putih ini walaupun tidak memiliki catatan sejarah yang bagus pada ajang Asian Games, namun sejak pergelaran Asian Games pada tahun 1990 di Cina, Thailand telah 4 kali masuk menembus partai semifinal yaitu ditahun 1990 (Beijing, Cina) , 1998 (Bangkok, Thailand), 2002 (Busan, Korea Selatan) dan 2014 (incheon, Korea Selatan). Disaat negara Asia Tenggara lain sedang terpuruk, justru Thailand berhasil menjaga kehormatan sepakbola Asia Tenggara.
Meskipun prestasi Indonesia di ajang Asian Games tidak secemerlang Myanmar namun, prestasi satu perunggu itu telah menunjukkan bahwa sebenarnya kita juga mampu menjadi jawara Asia. Kita rindu melihat Indonesia berlaga di semifinal Asian Games. Semoga saja hal ini dapat tercapai pada Asian Games 218 nanti yang berlangsung di negara kita.
Prestasi Sepakbola Indonesia Di Piala Asia
Lain Asian Games lain pula Piala Asia. Untuk urusan prestasi di Piala Asia, nampaknya Indonesia tidak bisa mendongakkan kepala. Sejak Piala Asia bergulir pertama kali di Hongkong tahun 1956. Indonesia belum pernah sekalipun mencicipi laga semifinal. Prestasi terbaik negara Asia Tenggara di ajang Piala Asia dicapai oleh Myanmar yang menjadi runner up di tahun 1968 saat Piala Asia digelar di Iran. Vietnam Selatan juga sempat menoreh hasil manis dengan dua kali berada di peringkat keempat, yaitu pada Piala Asia tahun 1956 di Hongkong dan Piala Asia 1960 di Korea Selatan.
Thailand dan Kamboja (saat itu dikenal dengan nama Khmer) juga berhasil sekali masuk semifinal Piala Asia ditahun yang sama, pada saat pegelaran Piala Asia di Thailand. Dan pada perebutan tempat ketiga, Thailand perhasil mengalahkan Kamboja (Khmer) melalui drama adu pinalti setelah bermain imbang 2-2.
Prestasi Sepakbola Indonesia Di Ajang SEA Games
Selama timas Indonesia berlaga dalam ajang SEA Games sejak tahun 1977, Indonesia hanya pernah dua kali merebut medali emas SEA games yaitu pada tahun 1987 dan tahun 1991. SEA games ini menjadi bukti superior Thailand di Asia Tenggara. Thailand sudah mengantongi 15 kali medali emas sepakbola SEA games disusul oleh Malaysia dan Myanmar masing-masing 6 dan 5 kali menjadi pemenang medali emas SEA games.
Prestasi Sepakbola Indonesia Di Ajang Piala AFF
Prestasi terbaik Indonesia selama mengikuti ajang Piala AFF adalah Runner up. Indonesia empat kali menembus final Piala AFF namun harus puas ditempat kedua di tahun 2000, 2002, 2004 dan tahun 2010). Indonesia juga pernah dua kali menjadi juara ketiga pada tahun 1998 dan 2008. Indonesia masih menunggu gelar pertama di ajang Piala AFF ini. Karena ajang Piala AFF merupakan ajang berlaganya tim senior di Asia Tenggara. Piala AFF yang akan datang akan berlangsung didua negara sekaligus yaitu Filipina dan Myanmar pada tahun 2016. Negara terbaik dalam ajang AFF ini ialah Thailand dan Singapura yang masing-masing berhasil 4 kali memegang trophy juara diikuti Malaysia dan Vietnam masing-masing satu kali.
Demikianlah rangkuman sepak terjang perjalanan sepakbola Indonesia. Sebagai negara Asia Tenggara satu-satunya yang pernah merasakan manisnya euforia Piala Dunia. Semoga kita dapat kembali menuai prestasi yang gemilang di tingkat dunia atau paling tidak kita genggam dulu Piala AFF baru kita bisa dengan tegar menatap Asia dan dunia.
Oia.. kemenangan terbesar timnas Indonesia adalah saat laga menghadapi Filipina pada ajang Piala AFF 2002, Jakarta dimana Indonesia berhasil membukukan rekor 13-1, Indonesia juga pernah menang 12-0 dengan lawan yang sama. Namun, Indonesia juga pernah menelan skor telak pada tahun 2012, dimana Indonesia tumbang atas Bahrain 10-0.
Prestasi kita memang tidak secemerlang Burma pada masa jayanya. Namun, paling tidak sepakbola kita juga tidak separah sepakbola Myanmar sekarang. Bayangkan Myanmar yang merupakan juara Asia, harus jatuh jauh kedasar. Hingga kini, Myanmar bahkan tidak bisa berprestasi di Asia Tenggara. Sangat kontras dengan prestasi Myanmar pada pertengahan abad 20.
Sayangnya kini PSSI sedang mengalami embargo dari FIFA. Ini pelajaran bagi semua lapisan masyarat baik rakyat sipil maupun pemerintah. Sepakbola tetap sepakbola, ia bukan politiknya politik.
Tulisan ini dibuat karena kerinduan untuk melihat timnas Indonesia kembali berlaga di kancahinternasional. Ingat kembali cita-cita para leluhur kita saat masih dijajah Belanda dulu. Suratin pernah mengatakan “Kalau kita bisa mengalahkan Belanda di lapangan bola, suatu hari nanti kita bisa merdeka”. Sekarang kita sudah merdeka. Prestasi sepakbola Belanda dan Indonesia sangat berbeda jauh. Kita ingin melihat laga Indonesia vs Belanda seperti laga Senegal vs Prancis atau Amerika VS Inggris yang membawa kenangan sejarah di lapangan hijau. Majulah sepakbola Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar