Benarkah 2 Juta Umat Muslim Indonesia Murtad Menjadi Kristen Setiap Tahun? - Nutritionisthits

Nutritionisthits Situs Berisi Artikel Umum Terbaik

Home Top Ad

Iklan Adsense Disini Ya

Post Top Ad

Your Ad Spot

6/14/2016

Benarkah 2 Juta Umat Muslim Indonesia Murtad Menjadi Kristen Setiap Tahun?

Benarkah 2 Juta Umat Muslim Indonesia Murtad Menjadi Kristen Setiap Tahun?

Postingan kali ini berangkat dari pernyataan Anggota Komisi Hukum dan HAM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Irjen Pol (Purn) Anton Tabah yang menyatakan perkembangan Agama Kristen terpesat di Dunia terdapat di dunia, bahkan setiap tahunnya ada 2 juta umat muslim Indonesia yang murtad (masuk Kristen).

Menurut Anton Tabah, Umat Muslim di Indonesia pada tahun 1950 ada sebanyak 99% dari jumlah penduduk Indonesia, Lalu ketika Pak Harto lengser di Indonesia hanya berjumlah 89% dari jumlah penduduk Indonesia, namun kini jumlah umat Muslim di Indonesia hanya tinggal 73% dari jumlah penduduk Indonesia.

Menanggapi hal ini Kemenag melalui Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama RI Abdul Rahman Mas'ud mengatakan akan melakukan penelitian terhadap data yang disebut oleh Anton Tabah.

Berbeda dengan tanggapan Kemenag, masyarakat Indonesia mulai menanggapi hal ini dengan beragam komentar. Ada yang kecewa terhadap penurunan jumlah penduduk Muslim di Indonesia ini ada juga yang merasa senang terhadap pertambahan jumlah penduduk Kristen di Indonesai. Ini hal yang wajar terjadi di negara berbentuk Republik seperti Indonesia.

Harus kembali diingat bahwa negara Indonesia berbentuk Republik, yang berarti mengakui kesamaan hak seluruh warga negara dimata hukum tanpa mempedulikan latar belakang Agama ataupun suku. Indonesia bukanlah negara Islam yang menerapkan hukum Islam. Indonesia hanya negara Republik yang kebetulan mayoritasnya Islam.

Untuk menyikapi hal ini masyarakat Indonesia baik itu Islam maupun Kristen supaya tidak saling merendahkan dan meremehkan satu sama lain sehingga hal-hal yang mengarah kepada konflik dapat kita hindarkan. Harus diakui bahwa negara Indonesia, baik sebelum atau sesudah kemerdekaan paling mudah tersulut emosi jika terkait isu Agama. Itulah sebabnya penjajah Belanda dulu sangat berhati-hati membicarakan isu Agama di Hindia Belanda, karena mereka tau orang fanatik dalam urusan beragama.

Agama tetap menjadi hal yang paling penting dalam kehidupan Indonesia, namun kita juga harus mengutamakan toleransi. Setelah mengamati hal yang sangat sensitif ini saya mencoba hitung-hitungan dengan data dari berbagai sumber.

Pertama tentang pernyataan Anton Tabah yang menyatakan bahwa penduduk Indonesia pada tahun 1950 sebesar 99%. Dengan data ini kita mulai hitung-hitungan :

Menurut data jumlah penduduk pada tahun 1950 penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah 75.000.000 jiwa, jika umat Islam pada saat itu berjumlah 99% berarti jumlah umat muslim Indonesia pada tahun 1950 adalah sebesar 74.250.000.

Kemudian pada saat Pak Suharto lengser, umat Islam di Indonesia mencapai 89% dari total populasi sekitar 200.000.000 penduduk Indonesia saat itu. Berarti ada sekitar 178.000.000 jiwa penduduk Islam di Indonesia saat itu.

Sedangkan kini jumlah umat Muslim di Indonesia diperkirakan hanya berkisar pada 73% dari jumlah populasi masyarakat Indonesia, itu berarti jika kita perkirakan saja saat ini penduduk Indonesia berjumlah 250.000.000 jiwa. maka 73% dari 250.000.000 adalah 182.000.000 jiwa penduduk Indonesia yang beragama Islam.


Jadi kita dapat data sebagai berikut :

Tahun               Jumlah Penduduk (Total)           Jumlah Penduduk Muslim
1950                    75.000.000                                      74.250.000   (99%)
2000                    200.000.000                                    178.000.000 (89%)
2016                    250.000.000                                    182.000.000 (73%)

Dari data diatas jika kita melihat perkembangan jumlah penduduk dari tahun 1950 ke tahun 2000 maka nampak ada pertambahan jumlah penduduk sekitar 125.000.000 (200.000.000-75.000.000) jiwa, sedangkan penduduk muslim yang bertambah  sekitar 103.750.000 jiwa. Dari sini sudah mulai kelihatan penurunan jumlah penduduk Muslim yang dimaksud diatas. Karena dengan pertambahan penduduk sebesar mencapai 165% dari tahun 1950 ke tahun 2000 itu seharusnya dengan perkembangan yang stabil umat Islam Indonesia di tahun 2000 harus mencapai setidaknya 122.000.000  jiwa namun dilapangan ternyata umat muslim menyusut dari yang seharusnya berjumlah 122.000.000 menjadi 103.750.000, dengan demikian terdapat penyusutan sebesar lebih kurang 18.500.000 jiwa.  Namun penyusutan umat Islam di Indonesia dari tahun 1950 hingga ke tahun 2000 bukanlah sebesar 2.000.000 pertahun, karena 18.500.000 dibagi 50 bukanlah 2.000.000 melainkan, sama dengan 370.000. 

Dengan demikian kita bisa mendapat kesimpulan pernyataan umat Islam murtad 2 juta setiap tahun, tidak relevan jika disesuaikan dengan populasi tahun 1950 ke tahun 2000. Juga sangat penting untuk menghitung kembali jumlah masyarakat Papua dan Timor Leste yang saat 1950 itu belum menjadi bagian Indonesia, walaupun kemudian pada Timor Leste memerdekakan diri juga patut dihitung pengaruhnya bagi jumlah persentase umat Kristen di Indonesia, karena data ini menjadi sangat penting.

Mungkin yang dimaksud Pak Anton Tabah perkembangan dari tahun 2000 hingga 2016. Oke kita mulai menghitung. Pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 ketahun 2016 sebesar 50.000.000 jiwa, sedangkan pertumbuhan umat Muslim dari tahun 2000 hingga tahun 2016 hanya (182.000.000-178.000.000) = 4.000.000 jiwa. Disini sangat rancu sekali, tapi inilah data yang diperkirakan saat ini.

Dengan pertumbuhan penduduk sebesar 25% dari tahun 2000 menuju tahun 2016 seharusnya umat Muslim di Indonesia bertambah sebesar 44.500.000 jiwa, lalu kemana hilangnya 40.000.000 jiwa masyarakat Muslim yang lain? inilah yang kemudian disimpulkan sebagai 2 Juta Umat Muslim Indonesia Murtad Menjadi Kristen Setiap Tahun. karena 40.000.000 dibagi 16 sama dengan 2.500.000, bahkan jumlah ini lebih besar dari pernyataan Pak Anton Tabah.

Hal inilah yang sekarang masih menjadi diskusi ataupun debat masyarakat Indonesia dan para pejabat negara. Walau bagaimanapun Data adalah suatu angka yang menunjukkan realitas yang terjadi dilapangan dalam skala kebenaran yang relatif menuju benar. Sedangkan untuk urusan populasi umat beragama ini juga sebenarnya berkaitan dengan situasi sosial kemasyarakatan yang sedang terjadi.

Hitung-hitungan kita diatas berdasarkan pada analisa angka yang ada, padahal kita juga harus melihat faktor sosial yang terjadi dilapangan, yaitu :

1. Adanya kesadaran di Keluarga Muslim untuk ikut Program KB (Keluarga Berencana)
2. Perubahan sudut pandang tentang Usia Perkawinan pada masyarakat Muslim

Kedua hal diatas adalah contoh melambatnya pertumbuhan umat Islam di Indonesia, karena jika melihat perkembangan dari tahun 2000 hingga ketahun 2016 yang hanya 4.000.000 jiwa itu berarti, dalam setiap tahun hanya terjadi pertumbuhan sebesar 250.000 penduduk Muslim.

Berdiri sebagai seorang Republikan, saya tak bermasalah dengan jumlah penduduk Muslim yang berkurang setiap tahun ini. Sebagai seorang Republikan saya lebih mengatasnamakan toleransi antar umat beragama dan kebebasan berkumpul serta bersarikat bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai seorang Republikan saya menerima azas kebebasan menyebarkan ajaran agama kepada orang lain dengan tidak melalui jalan pemaksaan.

Tapi,,, sebagai seorang Muslim saya merasa miris melihat situasi ini, kita lalai, harus kita akui kita lalai, sehingga satu persatu umat kita melepaskan diri tudingan sebagai teroris, melepaskan diri dari kesibukan perdebatan seputar bid'ah, melepaskan diri dari orang-orang yang meng-Arab kan diri....

Sebagai seorang Muslim yang Republikan atau sebagai seorang Republikan yang Muslim, saya tidak ingin isu ini menjadi alasan untuk kita saling memusuhi, bagi umat Kristen bersukurlah dengan kemenangan ini, bagi umat Islam tidak ada salahnya kita introspeksi, kita tak perlu takut dengan penyusutan jumlah umat ini, sejarah telah memberi banyak pelajaran pada kita. Indonesia tetap harus maju berkembang dengan Islam, dan Umat Islam harus tetap bersinergi dengan umat lain untuk memajukan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar